|
sumber gambar : guardian co uk |
Berikut ini delapan penyakit pengusaha. Penyakit ini juga
bisa menyerang siapa saja, tetapi pada artikel ini saya khusukan pembahasan
pada pengusaha dan calon pengusaha.
1. Cemas [al-hamm]
Yaitu kekhawatiran akan terjadinya hal yang tidak disukai di masa sekarang atau
yang akan datang. Seorang pengusaha tentu berangkat dari niat yang kuat untuk
memulai usaha dan dengan harapan yang kuat
bisa memperoleh keuntungan dari
hasil usahanya. Dengan rasa optimis, maka usaha akan lebih besar dan respon
terhadap masalah akan lebih terukur. Tetapi bila rasa cemas berlebihan, maka
bisa menimbulkan rasa minder, pikiran buntu, dan tidak bisa menatap
peluang-peluang yang ada di depan mata.
Sebagai pengusaha pemula kadang kita cemas dan khawatir, jangan-jangan produk
kita tidak laku, jangan-jangan rugi, dan kekhawatiran lainnya. Kecemasan akan
jalannya usaha di masa akan datang bisa saja membuat pengusaha menjadi down,
apalagi bagi penguasaha pemula, bisa-bisa dia mutung, tidak semangat menjalankan
usaha, bahkan menutup usahanya sama sekali.
Seorang calon pengusaha harus optimis menatap ke depan yang cerah, penuh
harapan bahwa usahanya akan berhasil, meluruskan niat dan melakukan semua
proses dengan baik.
2. Sedih [al-hazn]
yaitu penyesalan dan duka cita atas apa yang terjadi di masa lalu. Cotohnya
saja bila seorang penguasaha mengalami kerugian pada hari sebelumnya, maka hal
tersebut bisa mempengaruhi pikirannya dan membuatnya trauma. Kesedihan tentu
tidak bisa dihindari, akan tetapi bila berlarut-larut maka bias merusak
jalannya usaha yang dirintis.
Oleh sebab itu, seorang pengusaha harus segera bangkit dari kesedihan dan
menyiapkan mental untuk bangkit dan memperbaiki usahanya.. Dalam kondisi
apapun, berusaha menghapus kesediah, yakin dan bersangka baik kepada Allah
bahwa apa yang terjadi kemarin, mungin untuk membuat kita bertambah pengalaman
dan bertambah kuat menghadapi segala masalah yang mungkin akan dating lebih
besar.
3. Lemah [al-‘ajz]
Baik lemah pikiran dan lemah fisik. Lemah pikiran dalam arti tidak punya
ide-ide kreatif yang bisa mengembangkan usahanya, juga lemah dalam arti tidak
punya keahlian dan ketrampilan untuk menjalankan usahanya, sehingga cepat putus
asa dan berhenti dari proses berusaha.
Biasanya pengusaha pemula mempunyai ide-ide yang kreatif, dan energi yang besar
ketika memulai usaha. Tetapi ketika mulai mendapatkan rintangan di jalan,
mereka kehilangan ide-ide itu dan kehilangan energi untuk menghadapinya. Oleh
sebab itu perlu ada support dari orang terdekat, mentor, atau teman sesama
pengusaha yang telah merasakan jatuh-bangun dalam menjalankan usahanya.
Terus belajar, terus mencari pengalaman, berbagi pengetahuan dengan sesama
pengusaha, atau membaca kisah-kisah sukses para pengusaha, bisa jadi mengikis
kelemahan, sehingga lama-kelaman punya ide-ide yang kreatif dan aplikatif,
serta trampil dalam menjalankan usaha.
4. Malas [al-kasal]
Yaitu rasa enggan untuk melakukan suatu usaha padahal mampu melakukannya. Malas
berkaitan dengan motivasi seseorang. Malas bisa terjadi karena menganggap suatu
pekerjaan terlalu mudah, atau menganggapnya terlalu sulit. Bila kita menganggap
suatu pekerjaan mudah, maka kita akan menunda-nundanya, dengan alasan bahwa
dengan mudah kita bisa menyelesaikannnya dengan cepat. Sebaliknya jika menganggap
suatu pekerjaan terlalu sulit, maka kita akan merasa terbebani untuk
melaksanakannya dan menganggap bahwa dirinya tidak sanggup melakukannya.
Seorang pengusaha harus memiliki sifat rajin, tekun, giat dalam menjalankan
usahanya. Kalau sudah malas melakukan suatu pekerjaan, lalu apalagi yang bisa
diharapkan? Hanya merenung, menghayalkan kekayaan, rumah megah, mobil mewah,
tapi tidak mau berusaha, maka tidak ada yang didapatnya.
5. Takut [al-jubn]
Rasa takut memulai seringkali muncul pada orang yang hendak memulai usaha.
Keadaan seseorang mempengaruhi hal ini. Seseorang yang sudah hidup dalam
kemapanan, akan takut untuk memulai usaha, takut kehilangan potensi pemasukan
finansial. Seorang pekerja kantoran yang menerima gaji bulanan, akan berat
meninggalkan pekerjaannya untuk memulai usaha. Kemapanan yang selama ini
dirasakan, sulit untuk dilepaskan, sedangkan memulai usaha membutuhkan waktu
dan kesabaran untuk berkembang. Belum lagi takut resiko kerugian.
Ketakutan juga bisa terjadi pada orang yang sudah menjalankan usahanya. Takut
membuat ide-ide baru, takut mengambil keputusan untuk perusahaan, takut
bersaing dan lailn-lain.
Seorang pengusaha harus berani dan tegas mengambil keputusan, berani membuat
ide-ide kreatif yang bisa memajukan usahanya.
6. Bakhil
Seorang pengusaha tentu menjalankan usahanya untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya. Salah satu tujuan berwirausaha adalah agar mempunyai
pemasukan finansial yang lebih besar. Tetapi apabila harta sudah terkumpul,
maka harus ditunaikan hak-hak dan kewajibannya. Seperti zakat, sedekah dan
lain-lain.
Selain bakhil secara materi, bisa juga berarti bakhil atas ide-ide usaha yang
dijalankannya. Bila memang sudah sukses, apa salahnya jika berbagi pengetahuan
dan pengalaman dengan para pengusaha pemula, bagaimana tips dan trik
menjalankan usaha agar bisa sukses.
Walaupun sekarang telah banyak buku-buku tentang wirausaha dijual di toko-toko
buku, ada baiknya kita berbagi langsung dengan orang lain agar kesuksesan juga
bisa dinikmati orang banyak. Lagian, dengan berbagi, ilmu tdak akan berkurang.
7. Lilitan Hutang [dhala’i ad-dain]
Musuh lain pengusaha adalah hutang. Memulai usaha tentu butuh banyak modal.
Lalu bagaimana mendapatkan modal itu? Beberapa calon pengusaha berani mengambil
resiko dengan berhutang dulu untuk modal usahanya. Berhutang tentu boleh saja,
asalkan kita punya kemampuan untuk membayarnya. Tetapi, lebih baik apabila
modal usaha dari kantong sendiri, sehingga segala resiko di masa mendatang
ditanggung sendiri tanpa ada tekanan dari orang lain yang mengejar-ngejar kita
karena punya hutang.
Kadang hutang juga menghalangi kita untuk menjalankan usaha. Karena hutang,
kita tergoda untuk kembali kerja kantoran, kerja ikut orang lain dan lain
sebagainya, sehingga cita-cita untuk beriwarusaha gagal.
8. Dikuasai Orang Lain [ghalabat ar-rijaal]
Ketika kita memutuskan untuk berwirausaha, bukan berarti jalan mudah menanti
kita. Kadang orang-orang terdekat kita yang justru menghalangi kita. Oran tua
kita dengan keras menentang kita. Anak istri juga menentang kita. Bila kita
berkeras menjalankan usaha. Tekanan-tekanan orang-orang tersebut bias
menghalangi niat kita untuk memulai usaha. Apalagi bila orang diluar kita lebih
dominan, maka niat usaha sulit untuk diwujudkan.
Bagi yang sudah menjalankan usaha, bisa juga mendapatkan tekanan dari orang
lain. Seperti apabila kita mau mengambil keputusan, lalu ada orang lain yang
berjasa kepada kita, berhutang budi padanya, kita sering mendapatkan hadiah
darinya, sehingga kita segan untuk mengambil keputusan baik yang tidak sesuai
dengan pemikiran dia. Ini juga jenis tekan dari orang lain.
Bila kita dibawah kekuasaan orang lain, maka kita tidak bisa membuat keputusan
untuk diri sendir. Kita tidak punya kemerdekaan untuk menjalankan apa yang kita
inginkan.
Oleh sebab itu, rasulullah mengajarkan sebuah doa kepada kita agar terhindar
dari delapan penyakit tersebut. Doa tersebut adalah:
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن ، والعجز والكسل, والجبن
والبخل ، وضلع الدين وغلبة الرجال.***
***البخاري 7 / 158 كان الرسول - صلى الله عليه وسلم - يكثر من هذا الدعاء ، انظر البخاري
مع الفتح "11 / 173
"Allahumma inny a'udzu bika minal hammi wal hazani, wal ajzi wal
kasali, wal jubni wal bukhli, wal dhola'id daini wa ghalabatir rijaal."
Artinya:
“Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa cemas, sedih,
lemah, malas, takut, bakhil, lilitan hutang dan dikuasai orang lain.”
(Al Bukhari, 7/158, Fathul Bari, 11/173)
Semoga kita bisa mengamalkan doa tersebut, dan semoga kita terhindar dari
delapan sifat buruk yag telah dijabarkan di atas.
|
sumber gambar : guardian co uk |
Berikut ini delapan penyakit pengusaha. Penyakit ini juga
bisa menyerang siapa saja, tetapi pada artikel ini saya khusukan pembahasan
pada pengusaha dan calon pengusaha.
1. Cemas [al-hamm]
Yaitu kekhawatiran akan terjadinya hal yang tidak disukai di masa sekarang atau
yang akan datang. Seorang pengusaha tentu berangkat dari niat yang kuat untuk
memulai usaha dan dengan harapan yang kuat
bisa memperoleh keuntungan dari
hasil usahanya. Dengan rasa optimis, maka usaha akan lebih besar dan respon
terhadap masalah akan lebih terukur. Tetapi bila rasa cemas berlebihan, maka
bisa menimbulkan rasa minder, pikiran buntu, dan tidak bisa menatap
peluang-peluang yang ada di depan mata.
Sebagai pengusaha pemula kadang kita cemas dan khawatir, jangan-jangan produk
kita tidak laku, jangan-jangan rugi, dan kekhawatiran lainnya. Kecemasan akan
jalannya usaha di masa akan datang bisa saja membuat pengusaha menjadi down,
apalagi bagi penguasaha pemula, bisa-bisa dia mutung, tidak semangat menjalankan
usaha, bahkan menutup usahanya sama sekali.
Seorang calon pengusaha harus optimis menatap ke depan yang cerah, penuh
harapan bahwa usahanya akan berhasil, meluruskan niat dan melakukan semua
proses dengan baik.
2. Sedih [al-hazn]
yaitu penyesalan dan duka cita atas apa yang terjadi di masa lalu. Cotohnya
saja bila seorang penguasaha mengalami kerugian pada hari sebelumnya, maka hal
tersebut bisa mempengaruhi pikirannya dan membuatnya trauma. Kesedihan tentu
tidak bisa dihindari, akan tetapi bila berlarut-larut maka bias merusak
jalannya usaha yang dirintis.
Oleh sebab itu, seorang pengusaha harus segera bangkit dari kesedihan dan
menyiapkan mental untuk bangkit dan memperbaiki usahanya.. Dalam kondisi
apapun, berusaha menghapus kesediah, yakin dan bersangka baik kepada Allah
bahwa apa yang terjadi kemarin, mungin untuk membuat kita bertambah pengalaman
dan bertambah kuat menghadapi segala masalah yang mungkin akan dating lebih
besar.
3. Lemah [al-‘ajz]
Baik lemah pikiran dan lemah fisik. Lemah pikiran dalam arti tidak punya
ide-ide kreatif yang bisa mengembangkan usahanya, juga lemah dalam arti tidak
punya keahlian dan ketrampilan untuk menjalankan usahanya, sehingga cepat putus
asa dan berhenti dari proses berusaha.
Biasanya pengusaha pemula mempunyai ide-ide yang kreatif, dan energi yang besar
ketika memulai usaha. Tetapi ketika mulai mendapatkan rintangan di jalan,
mereka kehilangan ide-ide itu dan kehilangan energi untuk menghadapinya. Oleh
sebab itu perlu ada support dari orang terdekat, mentor, atau teman sesama
pengusaha yang telah merasakan jatuh-bangun dalam menjalankan usahanya.
Terus belajar, terus mencari pengalaman, berbagi pengetahuan dengan sesama
pengusaha, atau membaca kisah-kisah sukses para pengusaha, bisa jadi mengikis
kelemahan, sehingga lama-kelaman punya ide-ide yang kreatif dan aplikatif,
serta trampil dalam menjalankan usaha.
4. Malas [al-kasal]
Yaitu rasa enggan untuk melakukan suatu usaha padahal mampu melakukannya. Malas
berkaitan dengan motivasi seseorang. Malas bisa terjadi karena menganggap suatu
pekerjaan terlalu mudah, atau menganggapnya terlalu sulit. Bila kita menganggap
suatu pekerjaan mudah, maka kita akan menunda-nundanya, dengan alasan bahwa
dengan mudah kita bisa menyelesaikannnya dengan cepat. Sebaliknya jika menganggap
suatu pekerjaan terlalu sulit, maka kita akan merasa terbebani untuk
melaksanakannya dan menganggap bahwa dirinya tidak sanggup melakukannya.
Seorang pengusaha harus memiliki sifat rajin, tekun, giat dalam menjalankan
usahanya. Kalau sudah malas melakukan suatu pekerjaan, lalu apalagi yang bisa
diharapkan? Hanya merenung, menghayalkan kekayaan, rumah megah, mobil mewah,
tapi tidak mau berusaha, maka tidak ada yang didapatnya.
5. Takut [al-jubn]
Rasa takut memulai seringkali muncul pada orang yang hendak memulai usaha.
Keadaan seseorang mempengaruhi hal ini. Seseorang yang sudah hidup dalam
kemapanan, akan takut untuk memulai usaha, takut kehilangan potensi pemasukan
finansial. Seorang pekerja kantoran yang menerima gaji bulanan, akan berat
meninggalkan pekerjaannya untuk memulai usaha. Kemapanan yang selama ini
dirasakan, sulit untuk dilepaskan, sedangkan memulai usaha membutuhkan waktu
dan kesabaran untuk berkembang. Belum lagi takut resiko kerugian.
Ketakutan juga bisa terjadi pada orang yang sudah menjalankan usahanya. Takut
membuat ide-ide baru, takut mengambil keputusan untuk perusahaan, takut
bersaing dan lailn-lain.
Seorang pengusaha harus berani dan tegas mengambil keputusan, berani membuat
ide-ide kreatif yang bisa memajukan usahanya.
6. Bakhil
Seorang pengusaha tentu menjalankan usahanya untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya. Salah satu tujuan berwirausaha adalah agar mempunyai
pemasukan finansial yang lebih besar. Tetapi apabila harta sudah terkumpul,
maka harus ditunaikan hak-hak dan kewajibannya. Seperti zakat, sedekah dan
lain-lain.
Selain bakhil secara materi, bisa juga berarti bakhil atas ide-ide usaha yang
dijalankannya. Bila memang sudah sukses, apa salahnya jika berbagi pengetahuan
dan pengalaman dengan para pengusaha pemula, bagaimana tips dan trik
menjalankan usaha agar bisa sukses.
Walaupun sekarang telah banyak buku-buku tentang wirausaha dijual di toko-toko
buku, ada baiknya kita berbagi langsung dengan orang lain agar kesuksesan juga
bisa dinikmati orang banyak. Lagian, dengan berbagi, ilmu tdak akan berkurang.
7. Lilitan Hutang [dhala’i ad-dain]
Musuh lain pengusaha adalah hutang. Memulai usaha tentu butuh banyak modal.
Lalu bagaimana mendapatkan modal itu? Beberapa calon pengusaha berani mengambil
resiko dengan berhutang dulu untuk modal usahanya. Berhutang tentu boleh saja,
asalkan kita punya kemampuan untuk membayarnya. Tetapi, lebih baik apabila
modal usaha dari kantong sendiri, sehingga segala resiko di masa mendatang
ditanggung sendiri tanpa ada tekanan dari orang lain yang mengejar-ngejar kita
karena punya hutang.
Kadang hutang juga menghalangi kita untuk menjalankan usaha. Karena hutang,
kita tergoda untuk kembali kerja kantoran, kerja ikut orang lain dan lain
sebagainya, sehingga cita-cita untuk beriwarusaha gagal.
8. Dikuasai Orang Lain [ghalabat ar-rijaal]
Ketika kita memutuskan untuk berwirausaha, bukan berarti jalan mudah menanti
kita. Kadang orang-orang terdekat kita yang justru menghalangi kita. Oran tua
kita dengan keras menentang kita. Anak istri juga menentang kita. Bila kita
berkeras menjalankan usaha. Tekanan-tekanan orang-orang tersebut bias
menghalangi niat kita untuk memulai usaha. Apalagi bila orang diluar kita lebih
dominan, maka niat usaha sulit untuk diwujudkan.
Bagi yang sudah menjalankan usaha, bisa juga mendapatkan tekanan dari orang
lain. Seperti apabila kita mau mengambil keputusan, lalu ada orang lain yang
berjasa kepada kita, berhutang budi padanya, kita sering mendapatkan hadiah
darinya, sehingga kita segan untuk mengambil keputusan baik yang tidak sesuai
dengan pemikiran dia. Ini juga jenis tekan dari orang lain.
Bila kita dibawah kekuasaan orang lain, maka kita tidak bisa membuat keputusan
untuk diri sendir. Kita tidak punya kemerdekaan untuk menjalankan apa yang kita
inginkan.
Oleh sebab itu, rasulullah mengajarkan sebuah doa kepada kita agar terhindar
dari delapan penyakit tersebut. Doa tersebut adalah:
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن ، والعجز والكسل, والجبن
والبخل ، وضلع الدين وغلبة الرجال.***
***البخاري 7 / 158 كان الرسول - صلى الله عليه وسلم - يكثر من هذا الدعاء ، انظر البخاري
مع الفتح "11 / 173
"Allahumma inny a'udzu bika minal hammi wal hazani, wal ajzi wal
kasali, wal jubni wal bukhli, wal dhola'id daini wa ghalabatir rijaal."
Artinya:
“Wahai Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari rasa cemas, sedih,
lemah, malas, takut, bakhil, lilitan hutang dan dikuasai orang lain.”
(Al Bukhari, 7/158, Fathul Bari, 11/173)
Semoga kita bisa mengamalkan doa tersebut, dan semoga kita terhindar dari
delapan sifat buruk yag telah dijabarkan di atas.